Sejarah dan Perkembangan
Kolintang merupakan
alat musik khas dari Minahasa (Sulawesi Utara). Sebuah kolintang mempunyai 14-21 bilah kayu yang
panjangnya sekitar 30-100 cm. Kayu yang lebih pendek menghasilkan tangga lagu
(not) yang tinggi, sebaliknya kayu yang panjang menghasilkan not yang rendah.
Kayunya adalah kayu lokal seperti Kayu Telur, Bandaran, Wenang, Kakinik atau
sejenisnya (jenis kayu yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya
disusun agar membentuk garis sejajar). Dalam perkembangannya saat ini, kayu
yang bagus digunakan adalah Kayu Waru Gunung dan Kayu Cempaka.
Kata Kolintang berasal dari bunyi : Tong (nada
rendah), Ting (nada tinggi) dan Tang (nada tengah). Dahulu Dalam bahasa daerah
Minahasa untuk mengajak orang bermain kolintang: "Mari kita ber Tong Ting
Tang" dengan ungkapan "Maimo Kumolintang" dan dari kebiasaan
itulah muncul nama "KOLINTANG” untuk alat yang digunakan bermain.
Pada mulanya kolintang hanya terdiri dari beberapa
potong kayu yang diletakkan berjejer diatas kedua kaki pemainnya dengan posisi
duduk di tanah, dengan kedua kaki terbujur lurus kedepan. Dengan berjalannya
waktu kedua kaki pemain diganti dengan dua batang pisang, atau kadang-kadang
diganti dengan tali seperti Arumba dari Jawa
Barat. Sedangkan penggunaan peti sesonator dimulai sejak Pangeran Diponegoro
berada di Minahasa (th.1830). Pada saat itu, konon peralatan Gamelan dan Gambang
ikut dibawa oleh rombongannya. Adapun pemakaian Kolintang erat hubungannya dengan kepercayaan
tradisional rakyat Minahasa, seperti dalam upacara-upacara ritual sehubungan
dengan pemujaan arwah para leluhur. Itulah sebabnya dengan masuknya Agama Kristen di
Minahasa, eksistensi kolintang semakin terdesak
bahkan hampir menghilang sama sekali selama ± 100th.
Sesudah Perang Dunia II, barulah kolintang muncul
kembali yang dipelopori oleh Nelwan Katuuk (seorang yang menyusun nada
kolintang menurut susunan nada musik universal). Pada mulanya hanya terdiri
dari satu Melody dengan susunan nada diatonis, dengan jarak nada 2 oktaf, dan
sebagai pengiring dipakai alat-alat "string" seperti gitar, ukulele
dan stringbas.
Tahun 1954 kolintang sudah dibuat 2 ½ oktaf (masih
diatonis). Pada tahun 1960 sudah mencapai 3 ½ oktaf dengan nada 1 kruis,
naturel, dan 1 mol. Dasar nada masih terbatas pada tiga kunci (Naturel, 1 mol,
dan 1 kruis) dengan jarak nada 4 ½ oktaf dari F s./d. C. Dan pengembangan musik
kolintang tetap berlangsung baik kualitas alat, perluasan jarak nada, bentuk
peti resonator (untuk memperbaiki suara), maupun penampilan. Saat ini Kolintang
yang dibuat sudah mencapai 6 (enam) oktaf dengan kromatis penuh.
Kolintang juga sering dimainkan untuk menyambut tamu dari luar daerah atau luar negeri, bahkan beberapa pementasan di Luar negeri juga sering dilakukan. Suara khas yang dihasilkan dari alat musik ini menjadikan kolintang sebagai mahakarya dengan estetika yang tinggi. Indonesia harusnya berbangga dengan banyaknya karya alat musik yang sudah ada sejak jaman nenek moyang dahulu, generasi sekarang lebih dapat menikmati dan mengembangkannya agar semua budaya yang ada di Negeri ini tidak hilang atau punah.
Peralatan
Permainan musik
kolintang tidaklah individual. Dibutuhkan minimal 6 orang pemain musik, lebih
lengkapnya dibutuhkan 9 orang. Satu set kolintang terdiri dari:
- Melodi 1
- Melodi 2
- Pengiring Kecil (Ukulele Kolintang)
- Pengiring Menengah (Banjo Kolintang)
- Pengiring Besar 1 (Gitar Kolintang 1)
- Pengiring Besar 2 (Gitar Kolintang 2)
- Pengiring Besar 3 (Gitar Kolintang 3)
- Bas Kecil (Sello Kolintang)
- Bas Normal (Bas Kolintang) dan Bas Spesial
Melodi Kolintang 1 dan 2 (bentuk sama) - 2 unit
Melodi |
Melody berfungsi sebagai pembawa lagu, dapat disamakan dengan Melody Gitar,
Biola, Xylophone, Atau Vibraphone. Hanya saja dikarenakan suaranya kurang
panjang, maka pada nada yang dinginkan; harus ditahan dengan cara menggetarkan
pemukulnya( rall). Biasanya menggunakan dua pemukul, maka salah satu melody
pokok yang lain kombinasinya sama dengan orang menyanyi duet atau trio (jika
memakai tiga pemukul). Bila ada dua Melody, maka dapat digunakan bersama agar
suaranya lebih kuat. Dengan begitu dapat mengimbangi pengiring (terutama untuk
Set Lengkap) atau bisa juga dimainkan dengan cara memukul nada yang sama tetapi
dengan oktaf yang berbeda. Atau salah satu melody memainkan pokok lagu, yang
satunya lagi improvisasi.
Range (jangkauan nada) kedua unit melodi adalah C4 sampai E7 (41 nada).
Pengiring Kecil (PK) - 1 unit
Pengiring Kecil |
Pada kolintang, alat ini sebagai ‘cimbal’, karena bernada tinggi. Maka
pemukul PK akan lebih baik jika tidak berkaret asal dimainkan dengan
halus agar tidak menutupi suara melody.
Range PK adalah E5 sampai G6 (16 nada).
Pengiring Menengah (PM) - 1 unit
Pengiring Menengah |
Suaranya serupa dengan "cuk" pada orkes Keroncong. Cuk itu sendiri berdawai 3 dari nilon. Dan sebagai alat musik utama yang menyuarakan crong-crong sehingga disebut keroncong.
Range PM adalah E4 sampai G5 (16 nada).
Pengiring Besar (PB) 1, 2, 3 (bentuk sama) - 3 unit
Pengiring Besar |
Fungsinya dapat disamakan dengan gitar.
Range PB adalah E3 sampai G4 (16 nada).
Bass Kecil (BK) - 1 unit
Bass Kecil |
Bas Kecil /Bas Kontra/ Cello bersama Melody dapat disamakan dengan piano, yaitu; tangan kanan pada piano diganti dengan Melody, tangan kiri pada piano diganti dengan Bas Kecil. Tangan kiri pada Bass Kecil memegang pemukul no.1 berfungsi sebagai Bas, sedangkan tangan kanan berfungsi pengiring (pemukul no.2 dan no.3). Maka dari itu alat ini sering disebut dengan Contra Bas. Jika dimainkan pada fungsi Cello pada orkes keroncong, akan lebih mudah bila memakai dua pemukul saja. Sebab fungsi pemukul no.2 dan no.3 sudah ada pada Pengiring Besar dan Pengiring Menengah.
Range nada BK adalah C3 sampai G4 (20 nada).
Bas Normal (Bas) dan Bas Spesial - 1 unit
Bas Normal dan Bas Spesial |
Bas berukuran paling besar dan menghasilkan suara yang paling rendah.
Range Bas Normal adalah E2 sampai G3. Pada beberapa lagu, agar lebih megah dan terasa basnya, ditambahkan 1 unit lagi yaitu Bas Spesial, dengan range C2 sampai D#2.
Sehingga gabungan Bas Normal dan Bas Spesial memiliki range C2 sampai G3 (20 nada).
Teknik dasar bermain Kolintang
Dari sekian banyak irama dan juga lagu yang ada, beberapa lagu sebagai panduan untuk memainkan alat musik kolintang disertakan dalam materi ini. Seperti: Sarinande, Lapapaja, Halo halo Bandung , Besame Mucho. Lagu lagu tersebut memiliki tingkat kesulitan yang berbeda baik chord dan irama. Lagu lagu tersebut telah dilengkapi dengan partitur serta chord/ accord untuk memudahkan memahami alat musik kolintang.
Demikian pula dengan teknik memukulkan stick pada bilah kolintang. Karena sesuai irama yang beraneka ragam, maka untuk menghasilkan irama tertentu maka teknik memukulkan stik pada tiap alat pun berbeda beda. Pada materi ini, diberikan teknik teknik dasar cara memukulkan stick pada kolintang. Untuk dapat memahami teknik, dibutuhkan pengetahuan akan harga dan jumlah ketukan dalam setiap bar nada. Dan berbekal pengetahuan dasar dasar bermain kolintang ini saja, ditambah dengan bakat individu, maka grup/ kelompok musik kolintang telah dapat memainkan berbagai jenis lagu dengan tingkat kesulitan yang variatif secara spontan.
Irama Kolintang
Dalam satu grup kolintang lengkap, dapat dimainkan sebuah irama yang berbeda setiap alat. Sehingga dapat membentuk suatu kesatuan yang padu (irama). Semakin ahli suatu grup Kolintang, biasanya pukulan tiap alat makin bervariasi sehingga hampir menyerupai irama dari alat musik aslinya (irama yg bukan berasal dari Kolintang). Beberapa contoh Irama Kolintang :
Sumber :
(dengan perubahan seperlunya)
Sumber Gambar : Koleksi Pribadi
1 komentar:
SUKSESKAN FESTIVAL NASIONAL ANSAMBEL MUSIK KOLINTANG KAYU PIALA IBU NEGARA 2014, tgl 21 juni di Senayan city Jakarta, (kategori SD/SMP/SMA&PT/IBUIBU)
YTH, PEMERHATI,PELATIH,GROUP,PRODUSEN KOLINTANG DIMANA SAJA BERADA.
Agar Group kolintang anda masuk dalam buku direktori group kolintang, yang akan dibuat oleh PINKAN Indonesia, silahkan kirimkan foto group dan nama group/ pemain dan manager group serta alamat dan kontak hp/email. Contoh: Grup Tamporok lady (Laikit Dimembe), pimp. Ny.Winda Tendean, asuhan: Jorry S,Koloay. Pelatih Boy Makalew, (pemain: Novy Makalew,Detty Kapele, Altje Tangkilisan,Sintje, Neltje wantania,Syane Kapele,Winda Tendean) alamat: jl.straudga 10 Halim PK Jakarta timur. 021 88342067/pontuang@gmail.com) foto group latar kolintang. untuk
DATA PELATIH (foto close up, nama lengkap, alamat dan hp/email, pendidikan atau ketrampilan terkait kolintang yg diikuti, pengalaman melatih dan grup aktif yg dilatih dalam 1 thn terakhir)
PRODUSEN/PENGRAJIN/ EO kolintang , merk/brand, nama usaha, pemilik/penanggung jawab, foto alat kolintang tampak 1 set , alamat dan hp email lihat data utk kelengkapan di halaman direktori kolintang www.kolintang.page.tl
Terimakasih atas dukungan dan perhatian atas KOLINTANG go UNESCO yang sedang kami perjuangkan.
Hormat,
Felix Luntungan (ketua 3 PINKAN Indonesia)
Posting Komentar